Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bersama Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) Soegijapranata Catholic University (SCU) menggelar Zero Food Waste Lifestyle Workshop di Gedung Justinus, Kampus 1 SCU Bendan pada Sabtu, 7 Desember 2024. Workshop ini terselenggara berkat hibah United Board of Christian Education in Asia (UBCHEA) skema Faculty Development Grants: Integrated Scholarship Addressing the Sustainable Development Goals.
“Program hibah ini mengintegrasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu riset, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. Hibah ini berlangsung selama 2 tahun, dan ini merupakan tahun pertamanya,” sambung Dosen FEB SCU Paulina Rini Hastuti, MSi.
Lebih lanjut, Rini menjelaskan workshop ini bertujuan untuk menjawab tantangan limbah sisa makanan yang memiliki dampak negatif terhadap ekonomi, sosial, lingkungan, dan kesehatan. Lanjutnya, terkhusus bagi generasi Z (Gen Z) yang menurutnya mempunyai tingkat kesadaran yang lebih rendah terkait isu limbah makanan.
“Hasil riset kami menunjukkan bahwa generasi muda perlu didorong untuk lebih sadar akan dampak konsumsi makanan yang tidak bertanggung jawab, baik dari aspek emosional, komunitas, maupun lingkungan. Kami berharap mahasiswa dapat menjadi role model dan agen perubahan untuk gaya hidup makan tanpa sisa. Dengan kesadaran yang terbangun, mereka dapat menginspirasi lingkungan sekitar untuk melakukan perubahan positif,” tegasnya.
Bukan hanya workshop, pihaknya juga berupaya menginternalisasi gaya hidup makan tanpa sisa melalui pengajaran dan praktik sehari-hari. Gerakan Zero Food Waste melengkapi inisiatif keberlanjutan yang menjadi bagian dari pola ilmiah pokok universitas, “Eco-Settlement”.
Selain itu, SCU juga telah melakukan berbagai program lingkungan seperti kampanye konservasi mangrove dan aksi pilah sampah. Hal ini juga relevan dengan integrasi visi keberlanjutan yang dianut universitas, termasuk mendukung tata kelola ramah lingkungan.
“Sampah makanan tidak hanya menjadi persoalan lingkungan, tetapi juga ekonomi. Pengelolaan sampah makanan yang baik dapat mendukung efisiensi produksi dan konsumsi, serta keberlanjutan pangan,” tambahnya.
Sebagai informasi, data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun di seluruh dunia, atau setara dengan 1/3 dari total produksi pangan global.
Di Indonesia, limbah makanan menjadi penyumbang terbesar dari total sampah domestik, mencapai sekitar 40% menurut data Sustainable Waste Indonesia (SWI). Limbah sisa makanan ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga memiliki dampak lingkungan signifikan, seperti emisi gas metana dari tempat pembuangan akhir yang memperparah perubahan iklim.