Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 196/M/2020 tentang Izin pembukaan program studi arsitektur program doktor pada Universitas Katolik Soegijapranata, maka pada hari Jumat (24/4) bertempat di gedung Henricus Constance Unika Soegijapranata, telah diselenggarakan peluncuran Program Studi Doktor Arsitektur Digital di bawah Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD).
Dalam kesempatan tersebut, Prof Dr –Ing. L M F Purwanto selaku Ketua Program Studi Doktor Arsitektur Digital menyampaikan secara sekilas tentang program yang dikelolanya saat ini sudah mulai menerima mahasiswa melalui https://pmb.unika.ac.id/ dan akan mengawali perkuliahan pada semester gasal tahun akademik 2020-2021.
“Pada November tahun lalu kita telah divisitasi oleh tim asesor dari Dikti, dan pada tanggal 31 Januari 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga sudah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 196/M/2020, sehingga dengan diterimanya Surat Keputusan tersebut kita pada hari ini meluncurkan Program Studi Doktor Arsitektur (PSDA) Konsentrasi Arsitektur Digital,” jelasnya.
Mengenai Program Studi ini, kami memang menawarkan konsentrasi Arsitektur Digital yaitu arsitektur yang memanfaatkan program-program digital dan program-program simulasi komputer untuk membantu baik untuk perencanaan design, maupun riset-riset.
Apabila kita masih menggunakan manual, maka akurasi dalam menggambar secara tepat dan dengan bentuk-bentuk yang dinamis akan sulit dilakukan. Dengan arsitektur digital, maka tidak ada batasan lagi bagi kita untuk tujuan tersebut, lanjutnya.
Dengan kata lain, melalui arsitektur digital ini, kita bisa membuat arsitektur dalam berbagai bentuk, seperti lengkungan atau berbagi bentuk lain yang tidak beraturan. Sehingga tidak hanya bentuk kotak saja tetapi bisa dalam bentuk yang bermacam-macam.
Hal lain, dengan arsitektur digital ini kita bisa menghitung kebutuhan material, dan perencanaan anggaran biaya secara tepat. Di samping itu dengan arsitektur digital ini juga berdampak pula pada pengembangan building material. Sekarang sudah ada material bahan bangunan dari plastik, yang mendukung design bangunan berbentuk melengkung. Jadi kita tidak bisa hanya mengandalkan batu bata atau beton saja, karena bebannya terlalu berat atau terlalu sulit untuk dibuat.
Melalui design arsitektur digital kita bisa menghitung kinerja bangunannya, misalnya tentang akustiknya, thermalnya, bahkan selanjutnya bisa diarahkan untuk artificial intelligence.
Sehingga penelitian yang dilakukan di Program Studi Doktor Arsitektur ini, semua sub bidang arsitektur itu sudah terwakili, misalkan design arsitektur, pemukiman dan perkotaan, struktur dan konstruksi, manajemen building dan teknologi bangunan itu bisa menjadi lahan atau tema riset bagi calon mahasiswa, pungkasnya (fas)