Pages

Expo International Day Diselenggarakan di Unika

Salah satu narasumber yang sedang mempresentasikan materinya

Pada hari Kamis ( 23/5) di Unika Soegijapranata telah diadakan acara International Day yang rutin diadakan setiap tahun dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Acara ini diadakan oleh Unika Soegijapranata sebagai bentuk sarana kerja sama beasiswa luar negeri, student exchange, volunteer programs dengan beberapa universitas di luar negeri antara lain seperti Australia, Taiwan, Jerman, dan Belanda.
Acara yang diselenggarakan dalam satu hari di ruang Teater dan selasar Gedung Thomas Aquinas ini, dalam pelaksanaannya dibagi dalam dua sesi yakni sesi seminar dan sesi explore stand.
Dalam sela-sela kesibukannya sebagai ketua acara International Day, Evany Grace mengungkapkan bahwa  acara yang bertemakan Explore Journey Discover ini merupakan wadah informasi bagi mahasiswa Unika dan luar Unika untuk meneruskan pendidikannya ke luar negeri. Tidak hanya bagi mahasiswa saja tetapi bisa juga bagi para dosen.
“Di sini ada beberapa stand yang berisi dari lembaga institusi internasional. Ada dari Maxima stiftung fokusnya di Jerman, Aiesec lembaga penyedia volunteer program, Sun Education, Fortrust Education, The Association of Christian Universities and Colleges in Asia (ACUCA), dan masih banyak lagi”, ungkapnya.
Dalam seminar itu hadir pula salah seorang pembicara dari Maxima stiftung yakni Reiner Bima Arigupta. Dalam seminar tersebut, dia sempat bercerita mengenai pengalamannya dulu ketika mengenyam pendidikan di Jerman, karena  Rainer adalah mahasiswa yang mengikuti kerja sama dengan lembaga Maxima. ”Cara untuk kuliah di Jerman itu tidak sulit. Hanya perlu keuletan. Yang terpenting bisa berbahasa Jerman”, tuturnya. Menurutnya rata-rata peluang anak Indonesia untuk kuliah di Jerman itu ada 90%.
“Ketika di Indonesia pasti segalanya kita membayar sendiri. Namun berbeda ketika sudah di Jerman. Di sana segalanya dibayari oleh pemerintah mulai dari tempat tinggal, makan, asuransi, transportasi, segalanya ditanggung pemerintah”, ujarnya sambil tertawa lepas.
Menurutnya pendidikan di sana lebih baik dari Indonesia. Sebab Jerman mempunyai predikat negara berpendidikan terbaik ketiga di dunia. Di Jerman satu universitas mempunyai hampir 178.000 jurusan.
Ia pun bermimpi dan sedang berusaha membawa anak-anak Indonesia untuk berkuliah di  Jerman. Bukan untuk tinggal di sana, tetapi untuk ambil ilmunya, pulang kembali ke Indonesia dan bangun Indonesia.
Ia berpesan kepada kaum muda di Indonesia agar jangan jadi anak muda yang mainstream, tetapi harus anti-mainstream. Sebagai kaum muda kita harus berani untuk melihat bahwa dunia tidak hanya di Indonesia. Ketika di luar negeri ada banyak peluang untuk bisa survive dalam hidup.
“Terus explore diri, perbaiki diri, dan punya pikiran bahwa kita harus menjadi tuan rumah di negara sendiri”, itulah pesan terakhir dari Reiner kepada kita para kaum muda. (AAT-AS)

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp