Wakil Rektor I Bidang Akademik Unika Soegijapranata Semarang, Dra Cecilia Titiek Murniati menyatakan, kunci inovasi yang menjadi tuntutan perguruan tinggi adalah novelty, creativity, and usefulness (NCU).
“Novelty bukan berarti suatu ide yang benar-benar baru tetapi bisa pengembangan dari ide sebelumnya."
"Novelty pastinya merupakan produk creativity lantaran orang yang tidak kreatif pasti tidak bisa menemukan sesuatu yang baru. Itu pemahaman kami tentang inovasi,” tuturnya Jumat (30/11/2018) di Unika Soegijapranata Jalan Pawiyatan Luhur IV Nomor 1 Bendan Dhuwur Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.
Lalu, lanjut dosen Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unika Soegijapranata Semarang itu, usefulness juga merupakan kata kunci penting pada inovasi.
Karena inovasi haruslah dapat berguna bagi masyarakat luas.
“Apabila Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI hanya membatasi kata inovasi untuk ide yang bisa dikomersialisasikan, lalu bagaimanakah denga metode-metode pengajaran yang seringkali tidak bisa dikomersialisasikan. Dari hal itu saja masih ‘ngambang’,” ucapnya.
Menurutnya, apabila berbicara tentang tuntutan inovasi perguruan tinggi diyakini seluruh perguruan tinggi di Indonesia, tidak terkecuali Unika Soegijapranata Semarang digenjot agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan kebaruan di bidang teori ataupun produk fisiknya.
“Semua penelitian di Unika Soegijapranata harus menghasilkan luaran yang bisa digunakan oleh civitas hingga masyarakat secara lebih luas."
"Tetapi lagi-lagi, bagaimana apabila ada banyak teknik dan metode pengajaran inovatif yang berguna bagi pencapaian hasil belajar? Apakah itu tidak merupakan inovasi?” tanya Cecilia.
Dia berharap, ada baiknya apabila Kemenristekdikti RI dapat segera memberikan rambu-rambu terkait definisi maupun ruang lingkup produk inovasi tersebut.
“Bagi perguruan tinggi akan lebih mudah membuat peraturan turunan untuk para peneliti dalam hal dosen."
"Birokrasi dan biaya komersialisasi pun semestinya bisa diperbaiki juga agar tidak terjebak pada prosedur berbelit-belit. Terus terang semua itu kami masih bingung,” tukas Cecilia.