Pages

Meneladan Bunda Maria yang Transformatif dan Inspiratif

Tradisi Gereja Katolik yang mulai memperkenalkan bulan Mei sebagai bulan Maria dimulai sejak akhir abad ke-XIII. Bulan Mei yang sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara- negara empat musim mengalami musim semi atau musim kembang. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Hawa sendiri artinya adalah ibu dari semua yang hidup, “mother of all the living” (Kej 3:20).
Dalam rangka bulan Maria, Unika Soegijapranata pada hari Jumat (25/5) telah mengadakan kegiatan ziarah ke dua Gua Maria yaitu Gua Maria Sendang Klayu dan Gua Maria Ratu Kenya, Wonogiri.
Kegiatan ziarah yang diikuti oleh sekitar 100 peserta dari kalangan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan para Suster ordo Carmelit ini, dilangsungkan selama satu hari dan mengambil tema “ Bunda Maria, Bunda Yang Transformatif Inspiratif .”
Dalam homilinya ketika misa ekaristi di Gua Maria Sendang Klayu, Romo Aloysius Budi Purnomo, Pr sebagai Pastor Kepala Reksa Pastoral Kampus Unika Soegijapranata menjelaskan tentang tema Bunda Maria sebagai Bunda yang Transformatif Inspiratif.
“Bunda Maria dipilih dan diutus serta menerima tugas untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus dengan cara yang tidak lazim, yang dipercaya memberikan dua unsur dasar yaitu inspiratif dan transformatif. Inspiratif karena Bunda Maria hidup dalam dan oleh daya Roh Kudus, bahkan Ia mengandung dari Kuasa Roh Kudus demi melahirkan Yesus. Sedangkan transformatif karena Ia memiliki daya ubah demi keselamatan dan kesejahteraan umat manusia dengan mengandung dan melahirkan Yesus, melalui berbagai peristiwa yang dialaminya sejak mulai mengandung diusianya yang masih muda yaitu 14 tahun. Bahkan Ia harus berjalan tiga hari tiga malam meninggalkan Nazaret melewati perbukitan seorang diri untuk menemui Elisabeth saudaranya. Ketika berjumpa dengan saudaranya,  Mereka berdua saling meneguhkan dengan memberikan salamnya, dan salam itu yang menginspirasi kita sampai pada hari ini, yaitu tatkala kita berdoa ‘Salam…Maria, penuh rahmat, terpujilah Engkau diantara wanita dan terpujilah Buah TubuhMu Yesus ….’.” Serta ketika salam dari Bunda Maria terdengar di telinga Elisabeth, maka bayi yang ada dalam kandungannya melonjak kegirangan.”
“ Bagaimana Bunda Maria menginspirasi kita? Bunda Maria ketika dengan Yesus di Kana telah menyelamatkan mempelai yang kehabisan anggur, Bunda Maria menyelamatkan para murid yang goncang sejak Yesus wafat dan bangkit, tetapi mereka belum mengerti sampai Roh Kudus dicurahkan, Bunda Maria menyertai mereka karena para murid belum mengenal Roh Kudus tetapi Bunda Maria sudah mengandung dari Roh Kudus, sehingga ketika Roh Kudus datang, Bunda Maria mendampingi para murid. Semoga karakter Bunda Maria yang seperti itu juga menginspirasi kita sehingga kita pun menjadi berkah dalam kerendahan hati, dalam srawung, dalam pergaulan, dalam persaudaraan dan perdamaian,” tutup Romo Budi.
Di sela-sela acara kunjungan ziarah, rombongan juga berkesempatan singgah di rumah Orangtua Romo Aloysius Budi Purnomo dan bersilaturahmi dengan Bapak dan saudara Romo Budi sekaligus makan siang bersama dalam suasana penuh kekeluargaan. (fas)

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp