SCU bersama PT. Taman Satwa Semarang (Perseroda) menggelar diskusi daring pada Jumat, 19 September 2025. Diskusi tersebut membahas kondisi makro ekonomi Indonesia dan Jawa Tengah pasca-pandemi, sekaligus strategi pengembangan destinasi wisata, khususnya Semarang Zoo sebagai ikon kota.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni SCU Prof. Berta Bekti Retnawati menegaskan bahwa forum ini menjadi penanda komitmen bersama dalam kerja sama akademik dan praktik. “SCU ingin berkontribusi dalam memberikan sumbangsih pemikiran terkait kondisi makro dan pariwisata. Ini bagian dari komitmen bersama antara perguruan tinggi dan dunia usaha,” jelasnya.
Dalam diskusi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) SCU sekaligus Pakar Ekonomi MG. Westri Kekalih Susilowati, ME menjelaskan keterkaitan erat antara kondisi ekonomi makro dengan perkembangan destinasi wisata. Menurutnya, tekanan ekonomi global dan domestik di tahun 2025 berdampak pada daya beli masyarakat dan jumlah kunjungan wisatawan. Meski begitu, optimisme konsumen masih terjaga, meski intensitasnya cenderung menurun.
Sementara itu, Dosen FEB SCU sekaligus Pakar Pariwisata Ant. Haryo Perwito, MA-TRM menyoroti pentingnya diversifikasi strategi untuk meningkatkan daya tarik Semarang Zoo. Ia menekankan perlunya digitalisasi, penguatan kolaborasi dengan berbagai stakeholder, serta peningkatan kualitas rekreasi agar lebih menarik bagi masyarakat. “Semarang Zoo punya visi sebagai lembaga konservasi, rekreasi, dan edukasi. Namun, agar bisa berkembang, perlu inovasi dalam pengelolaan serta dukungan dari berbagai pihak,” paparnya.
Sebagai BUMD, pendanaan operasional Semarang Zoo sangat bergantung pada jumlah pengunjung. Dengan target 150–175 ribu kunjungan anak sekolah setiap tahun, mereka berusaha memperluas kerja sama, baik dengan sekolah maupun biro perjalanan wisata.