Soegijapranata Catholic University (SCU) kembali menunjukkan komitmennya dalam pelayanan pastoral melalui kegiatan rutin Bakti Paroki. Kali ini, sebanyak 28 dosen dan tenaga kependidikan yang tergabung dalam SCU Choir berkolaborasi dengan sejumlah mahasiswa menyambangi Paroki St. Petrus Kanisius Wonosari, Gunung Kidul pada Sabtu, 20 September 2025. Mereka memberikan pelayanan paduan suara dalam Perayaan Ekaristi di sana.
Selain mahasiswa, penampilan SCU Choir juga didukung oleh Mini Orchestra yang dimainkan Rektor SCU Ir. Robertus Setiawan Aji Nugroho, PhD bersama Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama Dr. dr. Gregorius Yoga Panji Asmara.
Bersamaan dengan itu, Reksa Pastoral atau Campus Ministry (CM) SCU juga menyelenggarakan pendampingan bertajuk “Aku Pelayan Tuhan yang Bahagia” kepada puluhan Putra-Putri Altar (PPA) di wilayah setempat. Pendampingan bersama Kepala CM SCU Rm. Sbastianus Prasetya Aditama N, Pr, MHum ini bertujuan untuk meneguhkan semangat pelayanan anak-anak misdinar yang baru menerima komuni pertamanya. “Harapannya mereka semakin diteguhkan untuk melayani dengan suka cita, baik di Gereja maupun Lingkungan sekitar,” ujar Dirigen SCU Choir Deonesia Erny Setyawidiandari.
Lebih lanjut, Deonesia menerangkan bahwa pihaknya rutin berkunjung dan memberikan pelayanan ke berbagai paroki, khususnya yang dinaungi Keuskupan Agung Semarang (KAS). Bakti Paroki menurut keterangan Deonesia sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun, yang sebelumnya hanya bertempat di sekitar Semarang, kemudian mulai berkembang ke wilayah Jateng hingga DIY.
Adapun bentuknya selain paduan suara, juga pendampingan yang diberikan kepada Orang Muda Katolik (OMK), lansia, hingga UMKM di sana. “Pada awalnya memang paduan suara saja, namun mulai berkembang dengan antusiasme dan permintaan dari paroki-paroki itu. SCU pun juga selalu menawarkan kepada mereka (paroki), apa yang bisa kami bantu, sebagai bentuk kami (kampus) melayani Gereja,” tutur Deonesia.
Ia pun memaknai hal ini merupakan wujud kampusnya dalam menghidupi Konstitusi Apostolik Ex Corde Ecclesiae, di mana Perguruan Tinggi Katolik yang ‘lahir dari jantung Gereja’ semestinya harus ‘kembali kepada Gereja.’