Faculty of Language and Arts (FLA) Soegijapranata Catholic University (SCU) menggelar Premiere dan Bedah Karya Film “Uttarani: Sang Ratu Utara” di Teater Fransiskus Asisi, Kampus 2 SCU BSB pada Jumat, 29 Agustus 2025. Film karya mahasiswa dan dosen Program Digital Performing Arts (DPA), Program Studi Sastra Inggris, FLA SCU bersama Rumah Khalwat Balai Budaya Rejosari (RKKBR) ini terinspirasi dari pahlawan nasional wanita asal Jepara, Ratu Kalinyamat.
Bukan dari sisi heroismenya, Dekan FLA SCU sekaligus Sutradara dan Penulis Naskah Gerardus Majella Adhyanggono, PhD menjelaskan film yang digarapnya berupaya menampilkan sisi lain dari putri Sultan Trenggono tersebut, sebagai seorang ibu, istri, serta pemimpin. “Kami ingin menyoroti sisi kemanusiaan beliau, yaitu nilai kesetiaan, keberanian, pengorbanan, hingga pengendalian diri, yang relevan untuk diteladani generasi muda saat ini,” jelasnya.
Film ini menurut keterangan Dosen FLA SCU sekaligus Project Manager Yosafat Yogi Tegar Nugroho, MA melibatkan mahasiswa dalam produksinya, mulai dari pra-produksi, pengambilan gambar, hingga pasca-produksi. “Mahasiswa berperan tidak hanya sebagai aktor, tetapi juga tim kamera, editing, hingga scoring musik. Semua elemen dikerjakan secara orisinal, sekaligus menjadi laboratorium nyata dari pembelajaran kelas,” ungkapnya.
Film berdurasi 35 menit ini menampilkan Archangela Averina Zora, mahasiswa Program DPA SCU, sebagai pemeran utama. Ia mengaku mendapat banyak inspirasi dari sosok Ratu Kalinyamat. “Saya merasa nilai-nilai perjuangan beliau sangat relevan bagi generasi Generasi Z. Proses pengambilan gambar ini membuka mata saya bahwa sejarah bukan sekadar kisah masa lalu, melainkan cermin kehidupan yang bisa membentuk karakter,” ujarnya.
Dosen FLA SCU sekaligus Editor Paulus Metta Dwi Manggala, MPd menambahkan bahwa film ini bukan sekadar karya akademik, melainkan upaya melahirkan standar baru dalam produksi film di lingkungan kampus. “Kami berharap mahasiswa terbiasa menghadirkan karya dengan kualitas teknis yang proper, baik dari sisi visual maupun narasi,” tuturnya.
Produksi film ini memakan waktu hingga 3 tahun, yang meliputi riset sejarah, survei lokasi di Kudus, Jepara, dan sekitarnya, hingga proses shooting dan editing. Uniknya, film ini diproduksi secara mandiri tanpa sponsor eksternal, sehingga kebebasan artistik tim kreatif dapat terjaga.
Melalui Uttarani: Sang Ratu Utara, FBS SCU berharap dapat menghidupkan kembali semangat budaya lokal, sekaligus memberi ruang aktualisasi bagi mahasiswa untuk berkarya dalam medium film digital.