Sebanyak 28 tim mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba memaparkan ide mereka dalam mendorong pengembangan pariwisata lokal Kota Semarang. Fokus pada revitalisasi obyek wisata edukatif Kota Semarang, Grand Maerakaca Taman Mini Jawa Tengah, gagasan mereka dipaparkan dalam Smart City Competition by Glow in Management Competition (Glowmention) 2025 gelaran Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen (HMPSM) Soegijapranata Catholic University (SCU).
Mengusung tema “Semarang Tourism: Creating an Excellent Experience,” kompetisi rutin tahunan tersebut kali ini menyoroti pentingnya sinergi antara teknologi, kreativitas, dan pengelolaan berkelanjutan dalam memajukan destinasi wisata.
Walau sudah berdiri sejak 1988, Grand Maerakaca mulai kehilangan gaungnya di tengah gempuran destinasi wisata lain, seperti Lawang Sewu atau Kota Lawa. Padahal menurut Ketua Glowmention 2025 Agnesia Nugraheni, Grand Maerakaca memiliki potensi pariwisata yang masih belum digarap secara maksimal. Dalam hal ini, khususnya daya tarik pada aspek edukasi dan budaya. Hal ini pun menjadi latar belakang pemilihan studi kasus destinasi wisata yang dahulu bernama Puri Maerakaca tersebut.
“Grand Maerakaca punya potensi besar sebagai wisata edukatif yang bisa dikembangkan. Harapannya teman-teman mahasiswa bisa menghadirkan ide-ide segar yang dapat menghidupkan kembali tempat ini secara berkelanjutan,” pungkas Agnesia.
Setiap tim yang beranggotakan 3 orang mahasiswa ditantang untuk merancang inovasi untuk mendukung revitalisasi Grand Maerakaca. Mereka diminta fokus untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan, pemanfaatan teknologi digital, serta peningkatan kesadaran lingkungan, mengingat lokasi ini juga terdampak abrasi dan penurunan tanah. “Kami ingin mahasiswa hadir membawa terobosan baru yang bisa membuat destinasi ini lebih dikenal dan disukai, terutama oleh generasi muda,” tambah Ketua HMPSM SCU Lauren Nadila Sari.
Sementara, Dosen Manajemen SCU Rudy Elyadi, MM, menilai kompetisi ini menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menerapkan keilmuannya secara praktis. “Hasil temuan dan gagasan teman-teman mahasiswa akan diberikan kepada Disporapar (Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata) Jateng untuk nantinya ditindaklanjuti,” jelasnya.
Rangkaian kompetisi dimulai sejak 14 April 2025, di mana para peserta menyusun gagasan pembuatan obyek wisata buatan dalam Preliminary Round (15-21 Mei) dan menyusun paper pengembangannya pada Semi-Final Round (11-17 Juni). Puncaknya diselenggarakan pada 16-18 Juli 2025, peserta diminta untuk melakukan observasi selama kurang lebih 2 jam di Grand Maerakaca pada Rabu (16/7) dan hasilnya dipaparkan pada Jumat (18/7) di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan. Gagasan mereka dinilai oleh 3 juri, yaitu: Riyadi Kurniawan, S.S (Disporapar Jateng); Favian F. Reyhanif, S.E (PRPP Jateng), dan; A. Haryo Perwito, SE., MA-TRM (Dosen Manajemen SCU).