Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Soegijapranata Catholic University (SCU) membuka ruang bagi mahasiswa untuk memperdalam wawasan mereka terhadap perbankan syariah melalui kuliah umum. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat, 4 Juli 2025 di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan. Menghadirkan Wakil Pimpinan BTN Syariah Semarang Fandy Dwi Mardika, ia berkesempatan membagikan wawasan tentang praktik perbankan syariah kepada mahasiswa.
Bank Syariah dan Konvensional
Dalam paparannya, Fandy membahas perbedaan mendasar antara sistem perbankan syariah dan konvensional, serta menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang menjadi dasar operasional bank syariah. Ia juga memberikan gambaran mengenai pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia, termasuk tantangan dan peluang yang menyertainya. “Terkadang teori itu tidak serta-merta 100% langsung bisa diterapkan di lapangan, ada trik-triknya jadi itu yang akan coba kita sampaikan agar teman-teman mahasiswa ketika nanti lulus, mereka sudah siap dengan kondisi nyata di lapangan.” jelasnya.
Fandy juga menyoroti tren pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang menunjukkan arah positif. Ia menjelaskan bahwa meskipun secara angka total perbankan konvensional masih lebih besar karena telah lebih dulu berkembang, pertumbuhan bank syariah justru menunjukkan kurva yang semakin menanjak. “Kalau konvensional secara angka memang lebih tinggi karena mereka sudah pemain lama. Tapi kalau syariah, walaupun baru sekitar 30 tahun, kenaikannya itu lebih tajam. Jadi tren ekonomi syariah ini ke depannya akan lebih bagus, potensi perkembangannya akan lebih besar,” ungkapnya.
Jembatani Ruang Akademis dan Dunia Kerja
Marcelinus Anggun Dananto Kuncorojati, MSc, Dosen Pengampu Mata Kuliah Akuntansi Perbankan menjelaskan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki ‘jarak’ antara ruang kelas dan dunia industri. “Kegiatan ini merupakan bentuk nyata upaya kami untuk memperbaiki jarak antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, khususnya di bidang perbankan lebih spesifik lagi, perbankan syariah,” ujarnya. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya memperoleh teori di bangku perkuliahan, tetapi juga memahami penerapannya secara nyata di lapangan. “Kami menjadi semakin yakin bahwa perspektif praktisi sangat penting dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa,” tutupnya.
Hal senada disampaikan Modertor Kuliah Umum sekaligus Guru Besar Bidang Fraud dan Forensik Audit FEB SCU Prof. Theresia Dwi Hastuti yang menekankan pentingnya kerja sama antara akademisi dan praktisi dalam menghadirkan pendidikan yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman. “Kami ingin ada kerja sama antara dosen dan praktisi agar materi perkuliahan tidak hanya berisi teori, tetapi juga dilengkapi dengan contoh nyata dari dunia industri. Dengan begitu, mahasiswa dapat memahami relevansi antara konsep akademik dan praktik di lapangan, khususnya dalam bidang perbankan syariah.” tandasnya. (Humas SCU/Tisha)