Program Profesi Insinyur (PPI) Soegijapranata Catholic University (SCU) menegaskan komitmennya dalam mencetak insinyur-insinyur profesional yang berintegritas melalui gelaran Seminar Nasional “Insinyur Indonesia yang Profesional dan Berintegritas.” Forum ini diselenggarakan di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan pada Rabu, 25 Juni 2025.
Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Prof. Agus Taufik Mulyono, Alumnus PPI SCU Ir. Sulistyo Indriyanto, ST, dan Kaprodi Teknik Sipil SCU Dr. Ir. Hermawan, IPM, ASEAN Eng turut hadir di tengah 150 peserta dari kalangan mahasiswa, alumni, asosiasi profesi, hingga praktisi teknik dari instansi pemerintah maupun swasta. Dalam kesempatan ini, 14 alumni turut dilantikan menjadi pengurus Ikatan Alumni Unika Soegijapranata (IKA Soepra) PPI.
Kaprodi PPI SCU Dr. Ir. Maria Wahyuni, IPM menjelaskan bahwa seminar ini menjadi upaya pihaknya dalam menyebarluaskan pemahaman tentang UU Keinsinyuran. Pihaknya pun turut mendorong mahasiswa Fakultas Teknik (FT), khususnya SCU untuk melanjutkan studi ke PPI.
“Banyak yang merasa sudah menjadi insinyur setelah lulus S1 teknik, padahal itu baru gelar akademik. Untuk bisa berpraktik secara profesional dan legal, harus menempuh pendidikan di PPI dan mendapatkan sertifikasi yang sesuai,” jelas Dr. Maria.
Lebih dari itu, ia juga menekankan bahwa penyelenggaraan seminar ini merupakan bagian dari sinergi antara akademisi dan praktisi. Hal ini ditunjukkan pula dengan adanya penandatanganan MoU antara SCU dengan PT Caraka, Pertahkindo Kalimantan, dan Ketua Gabungan Tenaga Ahli dan Terampil Konstruksi Indonesia (Gataki) Jawa Tengah, serta MoA antara PPI SCU dengan PII Wilayah Jawa Tengah. Adapun fokus perjanjian kerja sama tersebut yaitu implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pengembangan SDM di perusahaan terkait.
Senada dengan Maria, Ketua Gataki Jawa Tengah dan Pengurus PPI Pusat Ir. Betty Hariyani, MT, MH turut menambahkan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dengan asosiasi profesi. Menurutnya, melalui kerja sama ini, mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga bisa mendapatkan pelatihan kompetensi dan pengalaman langsung dari dunia industri.
“Kami berharap, lewat MOU ini akan terbuka peluang sertifikasi gratis dari pemerintah provinsi maupun pelatihan teknis yang menunjang kesiapan lulusan,” ujar Ir. Betty yang merupakan Moderator Seminar.
Sementara itu, Ir. Sulistyo menyoroti pentingnya kode etik profesi dalam praktik keinsinyuran. Ia menilai bahwa PPI berperan penting dalam memulihkan dan memperkuat kembali marwah keinsinyuran yang sesungguhnya.
“PPI menyegarkan kembali pemahaman tentang kode etik yang kadang terabaikan di lapangan. Kita perlu mengembalikan jati diri seorang insinyur, tidak hanya sebagai lulusan teknik, tapi sebagai profesional yang bertanggung jawab,” ungkapnya.