Bukan hanya umat Katolik, SCU juga mengajak seluruh sivitas akademika lintas agama untuk turut serta dalam penyalaan lilin sebagai bentuk penghormatan. “Kami ingin menegaskan bahwa nilai-nilai kemanusiaan Paus Fransiskus adalah warisan universal. Semua boleh ikut mendoakan, karena warisan itu adalah milik kita bersama,” jelas Rm. Prasetya.
Sebagai bagian dari Gereja Katolik, Soegijapranata Catholic University (SCU) Bendan mengajak segenap sivitas akademik untuk mengenang kepergian Paus Fransiskus. Mereka berkumpul dalam Rangkaian Doa Rosario, Misa, dan Penyalaan Lilin yang dipimpin Kepala Campus Ministry (CM) SCU Rm. Sbastianus Prasetya Aditama N, Pr di Kapel St. Ignatius, Kampus 1 SCU Bendan pada Rabu, 23 April 2025. Rangkaian ini menjadi ungkapan duka dan penghormatan mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, tokoh Gereja Katolik dunia yang wafat pada Senin, 21 April 2025 di usia 88 tahun.
Warisan Dua Tokoh Besar
Bagi Rektor SCU, Dr. Ferdinandus Hindiarto, wafatnya Paus Fransiskus bukan semata kehilangan, melainkan momentum untuk menyadari betapa besar warisan spiritual yang ditinggalkan beliau. “Paus bisa saja hidup dalam kemewahan, tapi ia memilih hidup sederhana. Bahkan hingga wafatnya, hanya dimakamkan dalam peti kayu tiga lapis,” Rektor menyandingkan hal ini dengan ajaran patron universitas, Mgr. Soegijapranata yang menghidupi semangat ugahari atau hidup bersahaja.
Senada dengan itu, Rm. Prasetya menyampaikan bahwa Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin Katolik, melainkan tokoh kemanusiaan global. “Beliau bukan hanya sosok rohani, tapi juga pemimpin lintas kepercayaan. Bahkan di masa sakitnya, beliau masih ingin datang ke Indonesia,” ujarnya.
Rm. Prasetya juga menekankan bahwa nilai-nilai seperti cura personalis (perhatian terhadap pribadi secara utuh), empati, dan cinta kasih yang dihidupi SCU sejatinya selaras dengan semangat yang diperjuangkan Paus Fransiskus. “Audiensi terakhir beliau bahkan menyerukan perdamaian untuk Gaza. Itu wujud nyata cinta kasih lintas iman.”
Ia pun melihat kesamaan mendalam antara Paus Fransiskus dan Mgr. Soegijapranata yang merupakan patron universitas. Menurutnya, keduanya sama-sama memperjuangkan kemanusiaan tanpa melihat agama. “Mereka bukan hanya memperjuangkan umat Katolik, tapi seluruh umat manusia,” tegasnya.
Keteladanan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus dikenal luas sebagai sosok pemimpin yang sederhana, rendah hati, dan dekat dengan umat. Kepeduliannya terhadap kaum miskin dan terpinggirkan, komitmennya pada dialog lintas agama, serta seruannya untuk menjaga lingkungan hidup menjadi warisan moral dan spiritual yang ditinggalkan. Sikap-sikap inilah yang terus menginspirasi banyak orang, termasuk generasi muda, untuk hidup dengan kasih, kepedulian, dan integritas.
“Warisan Paus tidak akan hilang. Kita tidak sekadar mengenang, tapi menghidupi,” tegas Dr. Ferdinand.